Artikel dan Makalah tentang Pithecanthropus erectus, mojokertensis, soloensis: Penemuan, Ciri-ciri, Manusia Purba, Kehidupan - Pithecanthropus artinya manusia kera, hidup di zaman Paleolitikum. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891, yakni bagian rahang, gigi dan sebagian tulang tengkorak. Manusia kera ini berjalan tegak dengan dua kaki, dan diperkirakan hidup pada 700.000 tahun yang lalu. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus di Trinil daerah Ngawi pada saat Sungai Bengawan Solo sedang kering, kemudian fosil tersebut dinamai Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Sekarang, nama ilmiah manusia purba Pithecanthropus erectus dikenal dengan nama Homo erectus. Pithecanthropus memiliki ciri-ciri tinggi badan antara 165-180 cm, volume otak antara 750-1300 cc dan berat badan 80-100 kg. (Baca juga : Jenis manusia purba di Indonesia)
Dalam beberapa sumber penelitian diperkirakan Pithecanthropus adalah manusia purba yang pertama kalinya mengenal api sehingga terjadi perubahan pola memperoleh makanan yang semula mengandalkan makanan dari alam menjadi pola berburu dan menangkap ikan.
Peralatan yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswalg di daerah Pacitan tepatnya di daerah Punung adalah kapak genggam atau chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Kapak genggam dan kapak perimbas sangat cocok digunakan untuk berburu. Manusia purba yang menggunakan kapak genggam hampir merata di seluruh Indonesia, di antaranya di Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong, Lahat, Bengkulu, Bali, Flores dan Timor. Di daerah Ngandong dan Sidoarjo ditemukan pula alat-alat dari tulang, batu dan tanduk rusa dalam bentuk mata panah, tombak, pisau dan belati. Di dekat Sangiran ditemukan alat-alat berukuran kecil yang terbuat dari batu-batu indah yang bernama flakes (serpihan).
Manusia kera (Pithecanthropus) jenis lain yang berhasil ditemukan antara lain:
Dalam beberapa sumber penelitian diperkirakan Pithecanthropus adalah manusia purba yang pertama kalinya mengenal api sehingga terjadi perubahan pola memperoleh makanan yang semula mengandalkan makanan dari alam menjadi pola berburu dan menangkap ikan.
Peralatan yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswalg di daerah Pacitan tepatnya di daerah Punung adalah kapak genggam atau chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Kapak genggam dan kapak perimbas sangat cocok digunakan untuk berburu. Manusia purba yang menggunakan kapak genggam hampir merata di seluruh Indonesia, di antaranya di Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong, Lahat, Bengkulu, Bali, Flores dan Timor. Di daerah Ngandong dan Sidoarjo ditemukan pula alat-alat dari tulang, batu dan tanduk rusa dalam bentuk mata panah, tombak, pisau dan belati. Di dekat Sangiran ditemukan alat-alat berukuran kecil yang terbuat dari batu-batu indah yang bernama flakes (serpihan).
Manusia kera (Pithecanthropus) jenis lain yang berhasil ditemukan antara lain:
- Pithecanthropus mojokertensis atau manusia kera dari Mojokerto, ditemukan di daerah Perning, Mojokerto, pada 1936 – 1941 oleh Von Keonigswalg. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak anak-anak berusia sekitar 6 tahun. Walaupun ditemukan lebih muda dari Pithecanthropus erectus oleh Dubois, fosil Pithecanthropus mojokertensis ditafsir merupakan jenis manusia purba yang lebih tua usianya dibandingkan dengan yang lain.
- Pithecanthropus soloensis atau manusia kera dari Solo, ditemukan di daerah Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo, antara tahun 1931-1934. Fosil penemuan Von Keonigswalg dan Weidenreich ini berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi.
Fosil pithecanthropus ditemukan pula di Cina, tepatnya di gua Chou-ku-tien dekat Beijing. Fosil ini ditemukan oleh ilmuwan Cina, Pei Wen-Chung, dan fosil itu dinamai Sinanthropus Pekinensis. Sinanthropus pun mempergunakan perkakas batu yang sejenis dengan perkakas batu dari Pacitan.
Anda sekarang sudah mengetahui Pithecanthropus erectus, mojokertensis, soloensis. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Anda sekarang sudah mengetahui Pithecanthropus erectus, mojokertensis, soloensis. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar