Rubah Jantan |
Rubi adalah seekor rubah jantan yang suka berbohong. Ia hidup di sebuah hutan yang tenang dan damai. Para penduduk hutan itu hidup bergotong royong dan saling menolong.
Tapi, lihatlah Rubi! Selain suka berbohong, dia juga sombong dan malas bekerja. Saat penduduk hutan sedang sibuk bekerja, Rubi malah tidur mendengkur di dalam sarangnya.
Para binatang yang lain sebenarnya mulai kesal dengan sifat Rubi, tapi mereka hanya bersabar saja.
Tetapi tidak dengan Pak Beruang. ia mendatangi sarang Rubi dan membangunkannya. "Mengapa kamu tidak membantu bekerja, Rubi?" tanya Pak Beruang.
"Lihatlah, semua penduduk hutan sibuk bekerja bakti menanam pohon agar hutan tidak gundul dan kita tidak terserang banjir pada musim penghujan nanti".
Rubi pura-pura tidak mendengar dan kembali melanjutkan tidur. Pak Beruang berkata lagi "Menanam pohon itu penting sekali agar tidak terjadi bencana alam", "mengapa kamu tidak mau membantu?"
Rubi mendengus kesal, "Aaah..... Tidak mau! Kalian saja yang bekerja. Aku mau tidur. Haaaahmmmm.....!"
Pak Beruang hanya bisa mnggelang-gelengkan kepala dan meninggalkan tempat itu.
Rubi masih tidur mendengkur sementara para binatang sibuk bekerja bakti. Rubu baru bangun dari tempat tidurnya ketika tengah hari. Saat itu ia merasa perutnya lapar, dan ia ingin makan. Saat keluar dari sarangnya, Rubi tidak melihat binatang berkeliaran. Rupanya mereka sedang istirahat. Tentu saja mereka lelah setelah bekerja keras menanam pohon.
Rubi berjalan dengan gontai. Siang itu, cuaca terasa panas karena telah banyak hutan gundul ditebang manusia dengan liar.
Tak berapa lama kemudian Rubu melihat Pak musang sedang berteduh di bawah pohon waru. Pak Musang sedang menikmati makan siang. pak Musang berdoa sebelum makan, kemudian "Nyam....Nyam.....Nyam.....!" Rubi memutar otak bagaimana caranya merebut makanan Pak Musang itu. Tak berapa lama kemudian munculah idenya yang licik.
"Yap!" Ia menjentikan jarinya, dan berjalan mengendap-endap mendekati Pak Musang yang sedang makan dengan ahap.
setelah dekat Pak Musang, Rubi tiba-tiba melompat sambil berteriak, "Ada Pemburu....! Ada Pemburu....!.
Pak Musang terperanjat, kaget bukan kepalang. "Pemburu? Dimana? Dimana?
Rubi menunjuk-nunjuk ke arah hutan yang jauh. "Itu....disitu. Cepatlah bersembunyi, nanti kau ditembaknya."
Rubi pura-pura lari menjauh dengan cepat. Pak Musang yang masih panik itu, segera menyusul lari meninggalkan tempat itu. Makanannya ia tinggalkan begitu saja.
Setelah Pak Musang tidak terlihat lagi, Rubi segera muncul dari semak-semak. Rupanya ia tidak lari jauh, melainkan hanya menyelinap ke semak-semak.
"Hahahaha....! Dasar musang bodoh!" katanya.
"Nyam Nyam.....! Rubi segera menikmati makanan yang ditinggalkan oleh Pak Musang.
Rubi segera berjalan-jalan lagi. Kali ini perutnya telah kenyang. Tak beberapa lama kemudian, ia melihat Pak kerbau sedang mendengkur dibawah pohon trembesi. Niat usil segera muncul dikepala Rubi.
"Ada macan...! Ada Macan.....! Cepat lari......! teriak rubi keras-keras di telinga Pak Kerbau. pak Kerbau yang sedang tidur itu terkejut sekali.
"Ada apa? Ada apa? tanya Pak Kerbau dengan panik. "Ada macan...." Cepatlah lari! Ayo lari"
Rubi segera melompat dan menyelinap ke dalam semak-semak. Pak Kerbau semakin panik. "Ada macan? Oh, bagaimana ini? Aku harus segera lari menyelamatkan diri!" Pak kerbau segera lari. lalu Rubi muncul dari semak-semak. "Hahahaha......! dasar Kerbau dungu!"
Rubi terus tertawa tergelak-gelak menyaksikan dikejauhan pak Kerbau masih berlari ketakutan.
setelah puas tertawa, ia kembali meneruskan perjalanan. Kali ini Rubi melihat Pak Domba sedang merumput bersama keluarganya. Rubi segera berlari ke arah pak Dumba dengan wajah panik. "Ada serigala!" teriak Rubi. "cepatlah kaian bersembunyi. Ada serigala!"
"Apa? Serigala? Dimana? tanya pak Domba. "Disana!" Rubi menunjuk ke arah semak-semak. "Ada serigala! Cepat bersembunyi!" teriak Pak Domba ketakutan. Ia dan keluarganya segera berlari terbirit-birit. Rubi tertawa lagi. "Dasar Domba Bodoh!"
Sementara itu, setelah puas tertawa, Rubi merasa capek dan mengantuk. Ia segera pulang ke sarangnya untuk tidur. sedangkan binatang-binatang yang lain menjadi korban keusilannya, masih menggerutu, kesal pada Rubi.
"Kita harus memberinya pelajaran, kata Pak Musang.
"benar, kita harus membalas dendam," tambah Pak Kerbau. "jangan!" Larang Pak gajah. "Tidak usah membalas dendam. Dendam itu tidak baik. tanpa kita balas, ia nanti akan mendapatkan balasannya sendiri dari Tuhan.
Tiba-tiba langit menjadi merah. Udara sangat panas. Angin yang bertiup menyebarkan bau barang-barang yang terbakar. Dikejauhan, asap mengepul, bergumpal-gumpal melayang ke langit. "Astaga, hutan terbakar!" "Ini adalah bahaya besar!" "ya,kita harus segera pergi dari sini untuk menyelamatkan diri". Binatang-binatang mulai menyelematkan diri meninggalkan tempat itu. Pak beruang yang sedang berlari, tiba-tiba teringat Rubi. Ia segera kembali ke sarang Rubi untuk memeriksa apakah ia sudah tahu berita bencana alam ini.
Tapi pintu sarang Rubi tertutup, Pak Beruang tidak bisa membuka pintunya. "Rubi apakah kau sedang tidur? Cepatlah bangun! Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Ada kebakaran hutan!" Tetapi Rubi hanya menggeliat dari sarangnya. Ia mendengar , namun ia hanya tersenyum, ia mengira bahwa ini adalah tipuan. "Kalian pikir aku percaya begitu saja", pikir Rubi.
Setelah Rubi tidak mendengar lagi teriakan Pak Beruang, ia segera bangun dan membuka pintu sarangnya. Dan saat itu ia sangat terkejut begitu melihat kebakaran hurtan yang sudah mendekati sarangnya. Ia tidak melihat binatang binatang lain dihutan. "Astaga.... Tolong.....Tolong! Teriak Rubi. Rubi panik, berlari kesana kemari, Tapi api sudah mengepungnya. Akhirnya, Rubi berhasil keluar dari kobaran api, namun ekor dan salah satu kakinya terbakar sehingga ia tidak bisa berjalan. Kini Ia sadar bahwa ia telah mendapat balasan dari akibat suka berbuat bohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar